sekilas Gabag atau Morbili atau Kerumut

Februari 23, 2007 pukul 7:26 am | Ditulis dalam Artikel, Health, Kesehatan, Salah Kaprah | 10 Komentar

Artkel by cakmoki

Hobi tour (blogwalking) menuntun saya ke blog Kang Kombor (link) yang menceritakan kejadian tahun 1998 ketika beliau terkena Gabagen ( Campak, Morbili, Kerumut; bahasa Banjar ). Berikut cuplikannya:

Selama lebih dari seminggu Kang Kombor tersiksa dengan badan panas tinggi tetapi rasanya dingin sekali. Periksa ke RS Panti Waluyo (namanya bener nggak sih?) di Pakem, kata dokter jaga yang berwujud perempuan muda (entah dokter beneran atau dokter-dokteran) kalau dalam tiga hari panas nggak turun, berarti Kang Kombor kena tipes. Halah, waktu periksa ke Pakem itu Kang Kombor sudah menderita panas 3 hari! Bisa-bisanya suruh nunggu 3 hari lagi. Helgeduelbek tenan kalau begitu caranya. Walhasil, obat dari Pakem itu Kang Kombor buang saja. Nggak ada gunanya diminum. Wong doktere memberikan obat dengan diagnosa coba-coba. Kalau salah obat gimana? Kang Kombor kan bisa ko-it nggak ada gunanya.

Eh, ndilalah setelah lewat tujuh hari muncul gabag di sekujur tubuh dan panas menghilang. Rasa lemas pun ikut pergi. Ternyata gabag. Padahal, ada yang bilang bisa jadi tipes atau DBD. Anehnya, setelah kena gabag terakhir itu sampai saat ini, Kang Kombor belum pernah memiliki tensi di atas 120. Gabagen itu entah gabagen yang keberapa yang Kang Kombor derita. Yang jelas waktu kecil Kang Kombor dulu pernah gabagen lebih dari 2 kali.

Kok bisa mbalik dari hipertensi menjadi hipotensi? Adakah yang bisa menjelaskan secara medis? Mungkin Mbah Dipo bisa memberi sedikit pandangan dokter kepada Kang Kombor. Kalau dokter Pakem itu Kang Kombor ra percoyo babar blas!

Saya tersenyum baca postingan ini, karena seperti itulah gambaran hubungan antara pasien-dokter. Si dokter minim informasi, kurang komunikatif (mungkin), sedang pasien segan bertanya, tidak percaya dan lain-lain karena kurang terjalinnya komunikasi.

Kejadian di atas sebenarnya sudah menjawab pertanyaan yang menyertai penyakit tersebut, namun tak ada saklahnya saya ulas kembali secara singkat.

Campak atau Gabagen ( bahasa Jawa )
Disebut juga Morbili, Measles atau Kerumut ( bahasa Banjar ).

Definisi.
Campak ( Rubeola, Measles, Morbili ) adalah infeksi virus akut yang sangat menular, ditandai dengan demam, lemas, batuk, peradangan selaput mata ( konjungtivitis ) dan bintik merah di kulit (ruam).

Penyebab
Penyebabnya virus morbili (paramiksovirus).
Virus ini terdapat dalam darah dan sekret (cairan) nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.

Cara penularan melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah (droplet) penderita morbili.
Artinya, seseorang dapat tertular Campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau di mana saja.

Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:

  • bayi berumur lebih dari 1 tahun
  • bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
  • remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Gejala.
Masa tunas (inkubasi) berkisar sekitar 12-14 hari, referensi lain menyebutkan 10-20 hari.

Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni:

  • Stadium awal (prodromal)
  • Stadium timbulnya bercak (erupsi)
  • Stadium masa penyembuhan (konvalesen)

Stadium awal (prodromal)
Pada umumnya berlangsung sekitar 4-5 hari, ditandai dengan: panas, lemas (malaise), nyeri otot, batuk, pilek, mata merah, fotofobia (takut cahaya), diare karena adanya peradangan saluran pernapasan dan pencernaan.
Pada stadium ini, gejalanya mirip influenza.
Namun diagnosa kearah Morbili dapat dibuat bila terdapat bercak sebesar ujung jarum (bercak koplik) di dinding pipi bagian dalam (mukosa bukalis) dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam 2 minggu terakhir.

Stadium timbulnya bercak (erupsi)
Terjadi sekitar 2-3 hari setelah stadium awal. Ditandai dengan: demam meningkat, bercak merah menyebar ke seluruh tubuh, disertai rasa gatal. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar hari ketiga.
Kadang disertai diare dan muntah.

Stadium masa penyembuhan (konvalesen)
Pada stadium ini, gejala-gejala di atas berangsur menghilang. Suhu tubuh menjadi normal, kecuali ada komplikasi.

Diagnosa
Untuk mendiagnosa dapat dilakukan dengan:

  • Secara klinis, yakni berdasarkan riwayat timbulnya penyakit (anamnesa) dan pemeriksaan fisik (physic diagnostic)
  • Pemeriksaan Penunjang, antara lain: pemeriksaan darah, serologis dan biakan virus (mahal).

Diagnosa Banding
Artinya, kemungkinan penyakit lain yang mirip dengan Campak, diantaranya:

  • German measles
  • Eksantema subitum
  • Infeksi virus lain
  • Infeksi Stafilokokus, dan lain-lain.

Pengobatan
Campak tanpa Penyulit, cukup dengan:

  • Rawat jalan
  • Cukup mengkonsumsi cairan dan kalori
  • Pengobatan simptomatis, artinya mengurangi gejalanya saja, semisal: obat penurun panas (parasetamol / asetaminofen), obat batuk, dan lainnya. Yang terpenting adalah memperbaiki keadaan umum.

Campak dengan Penyulit:
Perlu rawat inap (opname)
Penatalaksanaan sesuai Standard Operational Procedure (sop) atau Prosedur Tetap.
Yang ini Pre Memori aja ya. (PM)

Komplikasi
Dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak.
Komplikasi yang dapat timbul, antara lain:

  • Bronkopnemonia (infeksi saluran napas)
  • Otitis Media (infeksi telinga)
  • Laringitis (infeksi laring)
  • Diare
  • Kejang Demam (step)
  • Ensefalitis (radang otak)

Pencegahan
Imunisasi ( imunisasi campak untuk bayi diberikan pada umur 9 bulan )
Bisa pula imunisasi campuran, misalnya MMR (measles-mump-rubella), biasanya diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.

Catatan:
measles: campak atau morbili atau gabag atau kerumut.
mump: gondongan
rubella: German measles

Referensi:

  • Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab IKA, RSUD dr. Soetomo, Surabaya
  • Buku Kuliah IKA, Bagian IKA FKUI

10 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. Kalo sama “cangkrangen” sama yo Mas….dulu waktu kecil pernah mengalami je, terus mandi berendem pake rendeman daun dan kulit pohon cangkring, kok sembuh…penjelasan ilmiahe pripun?

    Nderek langkung……

  2. Nananging Jagad,
    Pada dasarnya penyakit ini sembuh sendiri dalam seminggu asalkan daya tahan bagus.
    Hanya saja jika si anak panasnya tinggi, orang tua kan yo bingung tho. Makanya di obati.
    Jadi penjelasan ilmiahnya sesuai masa hidup virus morbili dalam tubuh, yakni rata-rata seminggu. Begitu pasukan virus tersebut mati maka sembuhlah si penderita.
    Dospundi ? Sampun mengertos tho ?
    Sami-sami Mas 😀

  3. bagi orang awam mungkin susah membedakan antara cacar air, denagn campak.Bagaimana mengenalinya?trus chicken pox itu apa?mohon dijelaskan

  4. Oh wait. Yes, I have. I’m sorry, but I just don’t have it in me right now to type it all out again. Besides, it was just ramblings anyway. You didn’t want to hear me go on and on about this, right?

  5. @ rara,
    iya, memang betul. Namun dengan penyuluhan intensif dan brosur bergambar, niscaya masyarakat awampun bisa membedakannya. Hal ini terbukti di daerah kami.
    chicken pox sama dengan Varisela sama dengan cacar air.

    @ Boy George,
    Thanks 🙂

  6. seneng bgt baca artikel ni tp sy mo nany kalopun kita kontak langsung dgn penderita gabak apakah kita mesti tertular n bgmn crany gar kt tdk tertular penyakit ni.krn sy lom mendapat imunisasi yg kedua.mkch…….

  7. iya bagus juga deh masukannya, tapi apa ada yang mau ngasih cara menyembuhkan tapi tanpa meninggalkan bekas dikulit yang mulus ini..
    thanks for all…..

  8. Lumayan deh masukannya tapi jangan lupa vit A mengurangi sisa bercak yang ditinggalkan

  9. […] Sekilas gabag […]

  10. tadi katanya pengbatan cukup minum cairan dan kalori ya?..berarti cukup dong, dengan minum madu yach? suwun jawabanne mas…


Tinggalkan Balasan ke Nananging Jagad Batalkan balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.